Renungan untuk pembukaan kantin udara pembangunan Bait Allah

Judul perenungan : MEMBANGUN RUMAH TUHAN (Hagai 2:16-20).


Saudara-saudara yang di berkati oleh Tuhan,

Apakah salah jika kita membuat gedung gereja atau tempat persekutuan kita menjadi lebih baik, lebih indah dan megah?

Dan Pembangunan seperti apakah sesungguhnya yang dirindukan Allah dalam gereja kita?

Saudara-saudara Jemaat yang diberkati Oleh Tuhan,

Allah menghendaki kita memperhatikan pembangunan gerejaNya. Pembangunan ini bukan hanya menyangkut pembangunan fisik gedung gereja tetapi lebih dan terutama pada pembangunan spritual. jemaatNya.

Nah Saudara-saudara paling tidak ada dua sikap Allah terhadap pembangunan gereja yang harus kita ketahui.

Yang pertama: Allah membenci umat yang mengabaikan pembangunan baitNya.

Seperti yang sudah kita baca.
Hagai adalah seorang Nabi Tuhan, yang diberi tugas menyampaikan isi hati Tuhan pada umatNya.
Tugas Hagai secara khusus adalah untuk mendorong atau memotivasi umat untuk membangun bait Tuhan.

Di ayat 16-18, Hagai mengajak umat melihat bagaimana pada masa lampau Allah menghukum mereka karena mereka mengabaikan pembangunan bait Tuhan.

 Sikap umat yang mengabaikan pembangunan ini, membuat Tuhan menghukum mereka dengan hama, penyakit gandum serta hujan batu. Hal ini manghancurkan hasil panen mereka, sehingga mereka hanya memperoleh sedikit sekali. Dan Tuhan tidak melepaskan mereka, sampai mereka membangun baitNya.

Saudara-saudara, mengapa bait Tuhan begitu penting bagi Allah untuk dibangun??? Dalam Habakuk 2:20 ditulis:

 “tetapi Tuhan ada di dalam baitNya yang Kudus”,

sehingga dapat dikatakan bahwa bait Tuhan adalah tempat Tuhan menyatakan diriNya, tempat dimana Tuhan dimuliakan. Sehingga pada hakekatnya pengabaian pembangunan bait Tuhan adalah pengabaian Tuhan sendiri.

 Di ayat 18 ditulis: “namun kamu tidak berbalik kepadaKu”.

 Ayat ini menunjukkan bahwa ketidakpedulian mereka pada bait Tuhan pada dasarnya karena mereka telah mengabaikan Tuhan. Hidup mereka tidak mengutamakan Tuhan lagi.

dalam kitab perjanjian Baru, Paulus melengkapi makna bait Tuhan dengan mengatakan: “tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah”

dan juga ia berkata: “tubuh adalah bait Roh Kudus”.

Paulus melihat bahwa, bait Tuhan tidak semata-mata sebuah bangunan fisik lagi tetapi pada hakekatnya adalah kehidupan umat Tuhan yang didalamnya Tuhan dinyatakan, kehidupan dimana Tuhan harus diutamakan.

Saudara-saudara jemaat , mungkin ingat kisah Ananias dan Safira. Ia memberi persembahan pada para rasul, bisa dikatakan mereka mendukung atau mensupport gereja waktu itu.
Tetapi apa yang terjadi, mereka tidak jujur dihadapan Tuhan, hatinya terarah pada harta. Dan Tuhan akhirnya menghukum mereka. Demikian juga dengan Saul yang lebih mendengar suara rakyat dari pada suara Tuhan. Ia tidak membunuh beberapa  hewan orang Amalek yang Tuhan perintahkan dengan dalih untuk mempersembahkannya pada Tuhan.

Saul mengabaikan perintah Tuhan sehingga Tuhan murka padanya.

Persoalan utama mereka bukanlah pada kontribusi mereka pada bait Tuhan atau gereja tetapi pada kehidupan yang tidak mengutamakan Tuhan.


Sikap Allah yang kedua: Allah memberkati orang yang membangun baitNya.

saudara-saudara ketika kita taat dan memperhatikan pembangunan bait Tuhan, maka Allah akan memberkati kita dan bersungguh-sungguh terlibat di dalamnya.

di bagian yang kita baca ay 19-20. Di sana dinyatakan bahwa pada hari Israel mulai membangun, pada saat itu Tuhan memberkati mereka. 

“apakah benih masih tersimpan dalam lumbung?” Merupakan suatu pertanyaan untuk mengarahkan Israel untuk melihat benih yang mereka telah tanam, yang tidak lagi dalam lumbung beberapa bulan lagi akan dipanen. Demikian juga: “apakah pohon anggur, ara, delima dan zaitun belum berbuah?” Hagai mengajak mereka melihat ke depan memandang berkat Tuhan yang menanti. Tak ada lagi hama, tak ada lagi hujan batu, tak ada lagi kutukan, pohon-pohon ini akan menghasilkan buah.

 Allah meyakinkan mereka bahwa panen tahun ini akan berlimpah. Allah sedang memberkati mereka. Panen mendatang adalah panen yang penuh dengan kelimpahan. Allah memberkati mereka karena mereka berbalik kepada Allah dan memperhatikan pembangunan baitNya.

Saudara-saudara ketika bait suci dibangun pada zaman Ezra, Allah begitu memberkati orang-orang yang membangunnya.

 Pembangunan ini coba dihambat oleh musuh Israel tetapi Allah campur tangan. Ia memakai Koresh dan Darius untuk menjadi berkat untuk Israel menyelesaikan pembangunan bait Tuhan. 

 demikian juga dengan jemaat mula-mula. Mereka sungguh-sungguh memperhatikan pembangunan bait Allah, dan Allah memberkati mereka dengan menambahkan terus jumlah mereka dengan orang-orang percaya bahkan menggerakkan orang-orang untuk memberi persembahan mendukung gereja Tuhan waktu itu.

 Saudara-saudara jemaat yang di berkati Tuhan, melalui perenungan kita saat ini, hanya di ingatkan lagi kepada kita semua  bahwa jelas Allah memberkati orang yang membangun baitNya.
Untuk itu Marilah berikan yang terbaik buat Tuhan lewat Partisipasi Untuk pembangunan Menara Bait Allah..

Amin.



Komentar

Postingan Populer