KESAKSIAN HIDUP SAYA

Kesaksian Saya :

      Awalnya aku tidak berani memberi kesaksian tentang hidup saya, karena saya takut tentang pandangan orang yang nanti akan mengangap terlalu berlebihan, tetapi aku membaca 1 renungan Rohani Bahwa Kita Harus berani Bersaksi kepada orang orang tentang kemurahan Tuhan yang terjadi atau teralami di dalam hidup kita. Agar semua orang Tau siapa Sang Sumber Kekuatan.

Aku sekarang adalah anak yang hanya ingin menyenangkan Papi Aku di Sorga...
Aku mau menyampaikan kesemua orang Tentang Kebenaran Firman Tuhan yang sedikit2 aku belajar lewat apa yang aku baca dan dengar.
Aku sekarang terpanggil dan di percayakan Tuhan untuk membantu mengarahkan Teman2 Pemuda pemudi yang ada di jemaat saya.

Saya dahulu itu adalah Anak yang kurang bergaul, tidak percaya diri sekali, kebiasaan saya hanya di rumah tidak mau terlalu terlibat dalam organisasi apapun., saya hanya anak yang penurut saja kepada Orang tua, takut membuat kesalahan itu saja.

Setelah lulus Sekolah menengah atas,,
orang Tua saya memutuskan untuk melanjutkan Sekolah saya di jenjang study yang lebih tinggi.

Hal itu dilakukan orang Tua saya bukan sekedar ikut ikutan supaya anak sekolah, atau biar di lihat orang,, TIDAK sama sekali, tetapi karena orang Tua saya tau pribadi saya, mereka ingin saya bisa berubah, bisa banyak belajar, bisa dapat pengetahuan agar tidak di bilang Bodoh,
agar saya bisa bergaul,
Dan tentunya agar saya tidak menjadi seperti mereka yang hanya tau memegang cangkul.
Namun,
Banyak orang yang mungkin melihat keterbatasan ekonomi keluarga kami, mereka itu sangat ragu jika saya dan orang Tua saya mampu menyelesaikan Study saya...

Tetapi saya dan orang tua saya bertekat jika Tuhan Sudah memulainya dgn baik, Tuhan Juga akan Mengakhirnya dengan baik.
Dan Puji Tuhan Saya bisa menyelesaikan Study saya 4 tahun, dengan berkat yang Tuhan Kasih Ke Papa saya lewat kerja bangunan selama 4 Tahun juga. Dan Juga mama yang selalu sabar memotivasi saya mengingatkan saya untuk semangat dan jangan menyianyiakan jerih payah Orang Tua.

SAYA BERSYUKUR KEPADA TUHAN..
Kesaksian pertamaku atas Kemurahan Tuhan dalam. hidupku.


Kesaksian selanjutnya.

Setelah Lulus Kuliah Saya sempat honor beberapa bulan lalu berhenti karena sekolah tempat saya bekerja terlalu jauh dari rumah.
Namun saya tahu Tuhan punya rencana.
Saya terus berdoa meminta Tuntunan Tuhan, dan saya menyerahkan hidup saya kepada Tuhan.

Saya mendapat informasi ada tes untuk Sarjana Mengajar di daerah tertinggal, terpencil. Kemungkinan itu di Papua, dan Lumayan di Kontrak setahun katanya 5 jutaan perbulan dan akhirnya akan ada beasiswa untuk Pendidikan Profesi Guru Gratis.
Jujur saya tergiur dengan penghasilan dan Beasiswanya. Tanpa memikirkan bagaimana nasib saya jauh dari orang Tua, jauh dari  pacar saya yang sudah 5 tahun berpacaran, saya mempertarukan semuanya jika memang itu jalan saya.
Namun ketika mengikuti tes dari 100 sekian orang yang tembus hanya 1 orang dan pastinya bukan saya... !
Saya Sempat kecewa, namun melihat yang tidak lulus juga adalah mereka2 yang juara2 juga, membuat saya sedikit menerima, dan ternyata yang mereka lihat juga kesiapan mental.
Setelah saya pulang ke rumah ternyata Orang Tuaku juga berat aku pergi.

Aku juga menyadari saat itu bahwa Tuhan sedang bekerja dalam hidup ku.

Dan Akhirnya saya ke Kota Manado, Mencoba Mencari Pekerjaan, saya memasukan Lamaran di beberapa Perusahan, serta toko.
Dan akhirnya saya di panggil dari 1 Perusahan pialang, Awalnya saya sempat bimbang, ketika di interview katanya tidak ada Gaji sebelum dapat nasabah,, perasaan saya sempat Down, merasa kecewa lagi, saya keluar dari Honorer karena Gaji saya yang sudah tidak sesuai deng pengeluaran saya. Dan sekarang saya harus bekerja di tempat yang tidak ada gaji, apa yang harus saya katakan kepada Orang Tua saya... hmmp..
HRD perusahaan menyuruh saya kembali untuk mengikuti tryning.
Namun saya tidak datang.

Tetapi selama minggu berjalan saya merasa terpanggil untuk masuk bekerja di perusahan itu, saya mempertimbangkan kondisi kantor yang katanya tidak ada gaji tetapi banyak sekali karyawan di dalamnya. Dan akhirnya saya mengiyakan saya datang lagi membawa berkas dan mengikuti tryning.
Saya terus belajar dan mencari tau sistem kerjanya, saya bekerja serius, di pikiran saya, tidak ada yang sia2 jika saya bersungguh2, saya hanya berfikir bagaimana saya harus bekerja dengan baik,
Saya hanya berfikir saya harus cari uang supaya papa saya sudah tidak lagi bekerja, karena saya melihat papa saya sudah sangat lelah dan berkali kali jatuh sakit...
Bagi saya,, sudah cukuplah Papa bekerja keras.

Singkat cerita,

Setelah dua minggu bekerja Orang Tua saya bertanya mengenai pekerjaan saya, dan saya mengatakan yang sebenarnya, bahwa tidak ada gaji jika tidak mendapat nasabah.
Namun saat itu saya sudah mendapat nasabah hanya saja nasabahnya masih menunggu moment untuk gabung karena masih mempelajarinya.

Saya ingat orang tua saya dua malam berturut turut menelepon  jam 7 malam kira kira, saat itu saya dengan maneger saya masih bertemu dengan nasabah. Karena calon nasabah saya itu adalah Bapak Audi Lieke Yg calon Anggota dewan lalu, yang sekarang mempunyai bisnis Properti, tentunya waktu2 luangnya hanya malam hari, itu pun kami tidak bercerita banyak karena beliau juga banyak sekali janjian, bersyukur juga karena beluau sudah pernah mengikuti bisnis yg kami tawarkan.

Saya mengerti orang tua saya cemas saat itu.
Saya tau pribadi mama saya,
Namun saya berdoa Pada Tuhan, Supaya Tuhan memberikan hikmat kepada orang Tua saya, memberikan kesabaran dan ketenangan, Karena saat itu  banyak di Media media Sosial anak2 yang rela menjual diri untuk mendapat uang, dan saya tidak ingin orang Tua saya berfikir hal buruk tersebut terhadap saya...

Tapi saya serahkan semua pada Tuhan, Tuhan yang melihat.

Sebulan kemudian orang Tua saya menelepon lagi,
Namun jawaban saya masih sama. Yaitu belum dapat nasabah,
Orang tua saya marah terutama mama saya.
Mama saya menyuruh saya pulang ke kampung, " buat apa bekerja tetapi tidak ada hasil "...
Saat itu saya menangis ,,, saya merasa orang tua saya tidak menghargai jerih payah saya,.
Mama saya mengatakan bahwa saya sudah tidak punya harga diri lagi,,.dan harus pulang kampung segera, kalau tidak pulang sebaiknya jangan pulang rumah selamanya...
Kemudian Mama saya mematikan teleponnya.

Saya menangis disitu... 1 malam saya terus berdoa minta petunjuk sama Tuhan.
Besoknya saya bekerja seperti biasa namun 3 hari kemudian perasaan hati tidak senang, seperti tersesak, saya tidak ingin lagi bekerja tanpa restu orang tua, saya akan merasa terbebani sekali jika orang tua marah2 kepada saya, apalagi mama.
Saat malam pun saya memutuskan untuk menelepon orang tua saya,...
Dalam hati saya "  jika mama masih marah pada ku, aku akan berhenti bekerja karena saya percaya restu orang tua adalah restu Tuhan, namun jika mama saya tidak lagi marah kepada saya, saya akan lanjut bekerja "...
Dan puji Tuhan ketika telepon tersambung,, mama saya menanyakan kabar saya dengan lembut, apakah saya sedang baik baik,,,, ! Apakah saya masih ada uang untuk makan,,?!!!
Dan semua itu membuat saya senang sambil meneteskan air mata bahagia, semangat saya kembali,,, dan sayapun langsung berkata " saya sehat2 ma, saya juga punya uang kan saya sudah dapat nasabah",,. Padahal sebenarnya saat itu saya belum mendapat gaji, karena nasabah saya belum bertransaksi..

Namun saya percaya Tuhan punya rencana.
Setelah sebulan kemudian saya bisa mendapat Gaji dan saya pun langsung mengirim sebagian gaji saya kepada orang tua saya.

Puji Tuhan. Itu Kesaksian saya berkat kasih kemurahan Tuhan Yesus kristus dalam Hidupku

 Ulangan 28 : 8
TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.





Komentar

Postingan Populer