kesaksian saya


Kesaksian Selanjutnya.


Kelanjutan dari kesaksian sebelumnya.

    Nasabah saya berhenti karena sudah mendapat keuntungan.
Dan tentunya dibulan kemudian saya sudah tidak akan mendapat lagi gaji, jika saya tidak mendapat nasabah .

Segala upaya saya lakukan,, saya mencoba mencari banyak relasi lewat Fb, mulai dari pulang kantor  sampai jam 2 mlm saya online, jempol2 saya sampai sakit karena harus mencari orang2 yang bisa saya tawarkan bisnis ini,, dan chating2an menawarkan bisnis lewat Facebook.

 saya juga mengemat untuk makan demi membeli pulsa agar saya dapat menyapa setiap calon nasabah saya setiap hari, mulai pagi , siang, malam.
Hal itu saya lakukan berulang2.

Singkat cerita,,

 Ketua Jemaat di kampung saya menelepon,
Menanyakan kepada saya apakah bersedia untuk menjadi penatua pemuda di jemaat kami.
Saya sempat bertukar pendapat dgn orang tua dan ketua jemaat,,, Saya mengiyakan dengan permohonan 2 minggu sekali pulang,,, karena pekerjaan saya juga di kendaraan keluar2 kota akan menderita jika setiap minggu saya pulang.
Dan akhirnya saya di tegukan.

Dua minggu sekali saya pulang, bahkan 1 minggu sekali, dan saya selalu meminta tolong pacar saya untuk mengantar saya dgn motor agar tidak terlalu banyak biaya.. mengingat saya sudah tidak punya gaji...
Saya melihat pacar saya begitu setia terus dan terus mengantar saya, meskipun saya lihat dia begitu capek tapi dia tidak pernah mengeluh....
Saya bilang ke pacar saya, " kamu membantu pelayananku, Tuhan pasti akan memberkatimu "

 bulan sudah berlalu  tapi belum juga ada hasil,, semuanya membuat saya terasa berat dan tidak berdaya. Saya dan teman kamar saya Meilan hampir berkali kali di usir karena telat membayar uang sewaan kamar.
Hingga sampailah di bulan Desember,
Bulan dimana orang Tua saya harus menanam padi disawah, hal ini tentunya perlu modal.

Saya merasa sangat sedih karena belum juga ada nasabah yang mau bergabung,,,
Setiap hari pulang kantor, saya melewati dua ruko yang menjual Asesoris natal, disitu ada 1 Pohon Natal yang saya naksir, saya ingin pohon tersebut ada di dalam rumah saya saat Natal.. selalu di dalam hati ini "aku ingin memiliki pohon natal di dalam rumah ku ",,,sejak saya kecil sampai saya berumur 22 Tahun belum pernah ada pohon natal di dalam rumah ku.... dan itu menjadi kerinduanku....hal itu selalu membuat saya sedih...

hari hari pun berlalu,
Orang tuaku kembali menelepon menanyakan keadaan saya, dan menanyakan jika saya punya uang.. untuk di pakai menanam padi di sawah.
Saya merasa sangat sedih sekali, dengan berat hati saya berkata kepada mama, "mama saya belum punya uang..!!

Mama ku menangis,,,,,,

Aku merasa tidak berguna,
Aku merasa berdosa kepada orang tuaku.

Hari haripun berlalu, saya tidak berani menelpon orang tuaku.
Aku bingung dan aku merasa seperti beban hidupku terasa berat sekali.

Saat itu saya berdoa,
1 Malam aku hanya mau bersama Tuhan , Saya menangis sama Tuhan, saya berbicara seakan Tuhan ada disamping saya,  saya curahkan semua beban saya, saya curahkan semua pergumulan saya... Saya bersujud memohon ampun Pada Tuhan, dan saya menyerahkan hidup saya, saya bilang " Tuhan,Engkau Tau Apa yang menjadi Bebanku, Engkau Pasti Sanggup Menolongku, Dll....... Aku Akan MelayaniMu dengan KebenaranMu, apapun yg terjadi Meskipun Badan ini harus kurus, kering karena harus bolak balik Kampung Manado, Demi  untuk Melayanimu di Jemaatku terutama Pemuda pemudi Jemaat Nazareth Ambang.,..... Dll,,,..... tetapi tolong Tuhan berikan aku berkat , Aku ingin Ada Pohon natal di dalam Rumahku saat Natal, Aku Ingin Orang Tuaku Bisa Menanam padi di sawah,..... DLL. "
Saya terus berdoa sampai saya tertidur..

Beberapa Hari Kemudian Mujizat Tuhan Nyata.. Staf staf saya semua pada Closing atau dapat Nasabah.
Saya Bersyukur sekali, dan akhirnya saya bisa membeli pohon Natal dan bisa memberikan Uang kepada Orang Tua Saya...

SEKIAN, SEMOGA ADA HIKMAT YANG BISA TEMAN2 AMBIL DARI KISAH HIDUP SAYA.

TERUS BERHARAP KEPADA TUHAN, JALANI SETIAP PROSES YANG ADA, SELAMA KAMU DI JALAN YANG BENAR TUHAN AKAN MEMBERKATIMU... AMIN

Komentar

Postingan Populer